Senin, 09 September 2013

Sebut saja, surat kaleng. (Bagian 2)

Apa berlebihan, jika saya menangis saat mengetik surat kaleng tidak penting ini?

Saya hanya ingin mengungkapkan apa yang selama ini bergumam tak henti difikiran saya tentang mereka. Kecemasan akan hal-hal konyol yang sebenarnya tidak perlu dicemaskan. Itu kehidupan mereka, jadi kenapa saya repot mengurusinya? Kenapa saya tidak diam saja dan berhenti mengurusinya? Apa hidup saya sudah sempurna, sehingga saya memutuskan untuk membuat ini semua?


Mungkin banyak dari pembaca surat ini yang berfikir seperti itu, sama seperti saya. Apa mau dikata? Semua salah mereka. Benar. Mereka yang membuat saya ingin mengeluarkan pemikiran seperti tadi. Saya pernah merasakan mempunyai idola yang sama baiknya dan sama rendah hatinya dengan mereka, tapi ternyata saya hanya merasakan itu sebentar. Mereka berubah semenjak berada di puncak ketenarannya. 

Sekarang, tulus dari hati saya, saya tidak mau mas Darto dan mas Danang berubah dari sifat mereka yang sudah membuat saya sayang dengan mereka.

Kalian mulai mual membaca bagian tadi kan? Jika iya, lebih baik jangan dilanjutkan. Karena saya akan lebih banyak memuat hal-hal tidak penting lainnya tentang The Dandees kesayangan saya ini.

Atau mungkin, jika The Dandees membaca tulisan ini, mereka akan berfikir "Apaan sih ini anak. Sok bikin beginian, sok ngurusin hidup gue." Saya minta maaf ya, mas-mas. Apa yang saya tulis disini sebenarnya benar-benar tidak harus difikirkan kok. Hanya tulisan sok puitis-nya anak umur 15 tahun yang mengagumi kalian. Mana tau, apa yang saya fikirakan jauh berbeda dengan yang kalian fikirkan, kan? 

Ini semua hanya tentang ketakutan saya mengenai mereka. Berlebihan. Sangat. Tapi siapa tau, dengan ini, mereka menjadi tau sebesar apa rasa perhatian dan sayang-nya saya kepada dua host tidak terkenal ini. 

Mas Darto, idola paling baik dan rendah hati yang pernah saya tau dan temui. Sapaan hangatnya selalu saya nantikan tiap bertemu. Walaupun kelihatannya cuek, mas Darto paling sering mengajak kami (yang sedang bertemu dengannya) mengobrol. Benar, banyak ditanya olehnya juga mampu membuat lidah saya berbelit dan kelu. Tapi karena sifatnya yang ramah itu, obrolan kami dengannya terasa sangat ringan. Rasanya bukan sedang mengobrol dengan idola. Melainkan seperti kakak, abang, bahkan papa sendiri. :-))

Dibalik tampangnya yang terlihat sangat ABG (ehm..) dan kelakuannya yang susah dideskripsikan saat di The Comment, mas Darto sangaaaattttt ke-bapak-an. Mungkin karena sudah beranak dua yaaa mas, hihihi. Tapi sungguh. Terlebih jika setelah wudhu. Tanpa kacamata, tanpa polesan bedak, dan hanya mengenakan kaos oblong putih. Sungguh, dia terlihat bukan seperti Imam Darto host the comment yang tidak terkenal itu, tapi hanya sebagai Pak Darto. Apalagi saat ia sudah mulai meneriaki "Nang! Sholat, Nang!" ke partnernya yang saat itu masih duduk di sofa. Saya tidak bisa menjelaskan bagaimana ndredek-nya saya saat melihat mas Darto berpenampilan seperti itu. Saya suka sekali. 

Mas Danang, saya suka sikapnya kepada kami. Dia baik, sangat baik. Rendah hati, sudah pasti. Humoris. Sangat! Jujur, hampir tidak ada perbedaan antara sikap humorisnya di tv dan di kesehariannya. Mas Danang lebih sering mengajak kami bercanda dibandingkan mas Darto.

Namun sepertinya, ia sering menyimpan sesuatu inside. Ehm, if you know what i mean. Good, or even bad things. Mas Danang pernah sekali membicarakan sesuatu yang serius bersama saya dan dua pengagumnya yang lain (kakak-kakak saya). Dari situ saya merasakan ke-manusiawi-annya. Yaa.. saya fikir mereka jarang memikirkan sesuatu yang disimpannya sebagai ganjalan seperti kita. Iya, mereka pernah bilang "Kita kan bukan superstar, cuma orang biasa kok."

Entah manusia jenis apa mereka itu. Mas Darto dan mas Danang adalah perpaduan dari alam semesta yang paling keren. Iya, walaupun mereka tidak bisa bikin cakep, tidak bisa bikin pinter, tidak bisa bikin kaya, dan hanya bisa komentar. Dan walaupun mereka tidak ada yang tampangnya mumpuni, kata mama saya, tapi mereka tetap menjadi paduan alam semesta terkeren saat ini.

Duo Dandees yang isinya dua makhluk konyol ini membuat keseharian saya jadi semakin aneh dan absurd. Salah saya juga karena meniru beberapa gaya mereka. Mulai dari bergumam "Aih sedaaappp" - "Ashikin neng, lemesin aja udah, lemesinnn" - "Siapa? Yang nanyaaa", ber-shikat miring kombo, menghafal jingle shikat miring, lagu macan jadi kambing, hingga mengeluarkan jokes-jokes garing seperti mereka. Bahkan gerakan dan lagu memang


Memaaang, bulu jang..gut, lebih pan..jang dari bulu jambaaang..

Benar. Mereka sudah sangat terinternalisasi di keseharian saya. Tidak apa ya, agar terdengar lebih seperti sosiolog.

I love the way they laugh.
I love the way they smile.
I love the way they talk.
I love every ways about them. For sure.

Semua tadi adalah harapan dan keinginan dari saya untuk The Dandees. Tidak ada salahnya kan? Tolong koreksi saya apabila ada yang tidak berkenan. Tolong maafkan saya apabila ada yang tidak suka dengan tulisan ini. Saya hanya seorang penggemar yang ingin idolanya tetap menjadi sesuatu yang baik seperti sekarang. Saya hanya seorang pengagum yang berharap idolanya tetap menjadi yang seperti sekarang. 

Iya, saya adalah pengagum kalian. The Dandees.



NOTE: Mas Darto, apabila membaca tulisan ini, saya mohon untuk.. TETAP TIDUR TEPAT WAKTU MAS! Saya sedih melihat tweet-mu tentang tidur yang sudah menjadi komoditi yang sulit mas Darto temui. TOLONG JAGA WAKTU TIDURNYA. ISTIRAHAT YANG CUKUP. LARI TERUS SAMPAI SINGSET, dan JAGA KESEHATAN! Minum vitamin atuh madato. Tolong, saya tidak mau melihat atau mendengar kabar tidak enak lagi. Tolong juga untuk ingatkan partnermu yang paling unyu itu. Tolong dijaga kesehatannya. I wish you a tons of luck untuk kelancaran The Comment Roadshow-nya. Saya sayang kalian, The Dandees!





***

GUYSSSS CEK POSTINGAN "KONGKOW SAMBIL BERAMAL BARENG THE DANDEES" YUUUKKK!!

***



Salam hangat.





- pengagum.

1 komentar:

  1. waaahh kyk nya kamu udah sering bgt ya buat ketemu dan ngobrol bareng sm the dandees.. aku jg penggemar (baru) nya the dandees, aku pengeeeeeeeeennn bgt ketemu mereka berdua, pengen jg main ke prambors tp gk ada temennya buat ke sana. mungkin di kampus cuma aku doang yg ngefens mereka -_-

    BalasHapus