Sabtu, 31 Agustus 2013

Sebut saja, surat kaleng.

Masih seputar The Dandees, pada postingan pertama tadi.. saya sesekali menyinggung bahwa saya baru menjadi penggemar sekaligus pengagum mereka. Benar. Bahkan saya tidak tahu mereka sebelumnya. Bukan, bukan karena mereka tidak terkenal. Tapi karena saya bukan pendengar setia radio-radio. Saya juga bukan pengagum mereka yang bisa dibilang tau segalanya tentang mereka.


Saya tau mereka murni dari The Comment, karena saya iseng menonton acara tersebut. Tapi dari sanalah saya tau bahwa ada dua orang yang benar-benar tidak membuat saya bosan melihat dan mendengarnya. Dari sanalah saya melihat dua orang pembawa acara yang membuat saya tersenyum bahkan tertawa terbahak-bahak hingga akhir acara. 

Saya-pun mulai mencari informasi tentang mereka. Dengan mem-follow twitter salah satu dari mereka, karena saya fikir "Ah palingan juga sukanya musiman. Sebulan lagi juga acaranya bubar. Host-nya aja gua ngga tau" 

Pertama, saya mem-follow mas Darto. Karena dia yang paling catchy dan sejak tadi saya pandangi. Beberapa hari berlalu, tapi saya tetap menonton the comment dan malah benar-benar ketagihan. Hingga akhirnya saya ikut mem-follow mas Danang. 

Suatu hari, saya melihat tweet mas Danang tentang siaran mereka di Prambors. Saya mulai dengarkan tiap sore. "Sial, kenapa malah beneran sukaaaa"

Beberapa minggu setelahnya, saya benar-benar sudah sangat menyukai The Dandees. Dan suatu hari di bulan Ramadhan, saya mengikuti persyaratan dari The Comment untuk menonton secara live The Comment Ramadhan yang tayang tiap sahur. And finally, I got a chance! Koordinator penonton the comment menginfokan saya untuk stand by pukul 1 dini hari. "Pokoknya gua harus bilang sama papa. Gua harus ketemu mas darto sama mas danang."

Singkat cerita, papa saya berbaik hati untuk bangun tengah malam dan mengantar saya ke studio NET TV di daerah Kuningan. Saya sampai dan menunggu di lobby. Tiba-tiba saya melihat sosok pria kekar (iya beneran, kekar. hahaha) jalan bersama satu pria lain menuju lobby. Beberapa detik setelahnya.. i've just realized that he was mas Darto! Jantung saya berdetak tak beraturan, tangan saya dingin, kaki saya lemas. Apa saya berlebihan merasa seperti itu ketika melihat seorang idola yang saya kagumi? Iya, sangat berlebihan. Saya juga berfikir seperti itu. Tapi apa mau dikata. Itulah yang saya rasakan saat itu. 


Apa yang saya lakukan saat melihatnya berjalan di depan saya? Saya diam. Mulut saya seperti terkunci, padahal saya sangat ingin menyapa. Sekedar memanggil-pun saya tidak bisa. Sekali lagi, apa saya berlebihan merasa seperti itu?

Sekitar satu jam setelah kejadian yang berhasil membuat kaki saya lemas, the comment sahur mulai. Duduk berjarak satu meter dari tempat mereka berdiri, makin membuat tangan saya dingin. Tawa yang saya hasilkan saat itu juga berbeda dengan apa yang biasa saya lakukan dari depan televisi. "Ya Allahhh, the dandees ada di depan mataa.."

Setelah selesai shooting, kami (saya, dan para commenters lain) diajak menuju ruangan tempat tadi mas Darto briefing sebelum the comment mulai. Di dalamnya ada the dandees! Kami-pun masuk.

Ya Tuhan, kaki saya kembali bergetar. Saya takut mereka menyadarinya. Menyadari bahwa selama saya didalam sana, saya bertingkah bodoh seperti salah berbicara dan lainnya. The dandees mulai menyapa kami. Hangat sekali. Kami berfoto bersama, bercanda, mengobrol, dan saya menanyakan apapun yang saya ingin tanyakan selama ini. Saya bahagia.

Saya tau bagaimana sikap mereka terhadap kami, sebut saja saya, yang masih awam tentang mereka. Saya bahagia melihat mereka menyapa dengan hangatnya. Saya senang mengetahui bagaimana mereka menyambut kami. Saya bahagia.

Saya ingat di minggu terakhir puasa, saya berkenalan dengan beberapa commenters lain dan akhirnya membuat rencana pergi ke Prambors Radio. Tujuannya sudah pasti ingin bertemu mereka lagi. Dan di puasa terakhir, hal itu terwujud. Saya kembali mengunjungi mereka. Saya kembali bertemu mereka. Saya kembali mendengar sapaan hangat mereka.

Setelah hari itu, saya kembali berkunjung ke Prambors. Tepatnya H+4 lebaran. Mereka menyapa, tersenyum, dan mengajak saya mengobrol. Rasanya seperti bukan bertemu dengan idola yang saya kagumi lagi. Rasanya seperti bukan bercanda dengan idola yang dulu saya lihat hanya dari televisi. Saya bahagia bukan main. Iya, bahagia itu sederhana. Bahagia saya, salah satunya datang dari mereka. 

Saya ingat saat saya menangis karena iri melihat orang yang berfoto dengan mereka. Sembari berkata "Pasti ada giliran gua yang berdiri disitu. Persis disebelah mas Darto" dan itu terjadi. Benar, saya juga agak males membaca bagian ini. Tapi ini benar terjadi saat itu. 

Sekarang saya tidak menyukai mereka, tapi saya sudah sangat mengagumi mereka. Saya suka sifat mereka yang sangaaaattttt humble dengan penggemarnya. Saya pernah melihat direct message dari mas Darto kepada salah satu fanbasenya di twitter yang kemudian di-share. Dia bilang bahwa mereka (the dandees) bukan superstar, mereka hanya orang biasa, dan mereka menganggap kami bukan sebagai fans, melainkan friends. Tersentuh. Saya merasakannya.

Saya bahagia mengetahui itu. Tapi seiring berjalannya waktu.. dua host tidak terkenal itu mulai berubah. Bukan, bukan sifat mereka yang berubah. Sungguh, mereka tetap sangat baik. Mereka mulai susah ditemui. Ada yang mengatakan bahwa tiap harinya, banyak yang datang ke Prambors untuk menemui mereka. 

Senang, sekaligus takut. Itu yang saya rasakan. Saya senang karena mereka mulai banyak dikenal orang. Tapi saya takut, dengan banyaknya pekerjaan yang mereka terima, mereka akan susah ditemui. Jujur, saya lebih banyak takut dengan ini semua.

Saya bukan tidak suka melihat mereka terkenal, tapi saya takut mereka akan hanya sedikit memiliki waktu untuk para penggemarnya. Saya takut humble-nya mereka hilang. Saya takut kehilangan sapaan hangat mereka. Saya takut mereka tidak akan ada waktu hanya untuk menyapa saat bertemu. Saya takut mereka tidak ada waktu untuk bercanda bersama kami lagi. Saya takut..

Saya tau semua ini berlebihan hanya untuk seorang Imam Darto dan Dimas Danang. Ini juga sangat berlebihan untuk seorang penggemar yang baru mengagumi idolanya. Tapi saya mengetik ini dari hati. Saya hanya benar-benar takut ini terjadi. 

Walaupun saya yakin mereka akan menjadi salah satu host yang sukses nantinya. Tidak lama lagi. Iya, saya bahagia untuk itu. Sungguh.

Saya selalu bahagia melihat mereka.
Saya selalu tersenyum setiap mendengar mas Darto meneriakkan ancang-ancang "Mas Danaaaanggg, kuraaaanggggg.."
Saya selalu lemas tiap bertemu dengan mereka.

Saya ingin mereka tetap begitu sekarang, keesokan hari, lusa, dan seterusnya.
Saya ingin mereka tetap menjadi The Dandees yang humble kepada siapapun.
Saya ingin mereka menjadi host yang tidak terkenal, bukan belum terkenal. Dengan alasan-alasan konyol yang saya kemukakan tadi.
Saya ingin selalu dengar jokes mereka yang garing.
Saya ingin selalu melihat mas Danang menggombali para guest star dengan gombalan yang membuat mas Darto geram.

Apabila mereka membaca ini..
The Dandees, saya hanya berharap kalian tetap menjadi kalian. Kalian tetap menjadi kalian yang saya temui pertama kali. Saya memang agak berlebihan dengan segala-galanya, karena saya sayang kalian. Kalau saya sudah mengagumi seseorang, apalagi saat first impressionnya sangat hangat.. saya pasti akan terus mengaguminya. Iya, kalian. Saya mengagumi kalian. Saya sayang kalian.


Apa berlebihan, saya menangis saat mengetik surat kaleng tidak penting ini?













Salam hangat.






- pengagum.

5 komentar:

  1. wah.. beruntug sekali kamu bisa ketemu mereka. Aku jg ngefans sama mereka, terutama sama mas Danang.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenernya gampang kok kalo mau ketemu mereka. Main ajaa ke prambors, hehe. Niscaya kamu akan bertemu dengan dua mas-mas nan absurd itu. :-D

      Hapus
  2. Prambos di jakarta mana? di daerah mana kalo boleh tau? ;D
    aku juga nge-fans sama mereka :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Jakarta Selatan. Tepatnya di Jl. Adityawarman No. 71. Kebayoran Baru. Sebrang pasaraya Blok M. :-D

      Hapus
  3. kakak pasti seneng banget bisa kenal sama the dandess,aku waktu ngelihat tulisan kakak tentang the dandess sampai nangis..,"emang sih berlebihan" aku pingin bangrt ketemu the dandess..!:(

    BalasHapus